SEJARAH KABUPATEN GARUT


Garut adalah salah satu kabupaten yang memiliki banyak potensi baik untuk dikembangkan. Salah satu yang harus dikembangkan pelestariannya adalah sejarah Kabupaten Garut.  Beberapa daerah sekitar yang menjadi saksi sejarah masa lalu, sampai saat ini masih menyimpan dan menjaga peninggalan sejarah itu dengan baik. Diantara peninggalan yang masih terpelihara di kabupaten Garut yaitu: 
  1. Pendopo kabupaten Garut yang bentuk bangunannya sangat kental dengan unsur eropa  yang khas dengan pilar-pilar tokoh, 






2.
Babancong Garut sebagai bangunan yang dapat digunakan petinggi (Bupati) dalam  upacara hari-hari besar, 

3. Alun-alun Garut dan masjid Agung Garut yang masih dinikmati keberadaanya dan dicari oleh wisatawan sampai saat ini, 








4. Stasiun Garut  yang sempat dinonaktifkan aktivasi kereta apinya akan menjadi sejarah besar kedepannya.








Sejarah nama Garut sendiri dimulai ketika panitia mencari lokasi yang cocok untuk pembaharuan kabupaten. Dan saat  itu ditemukannya mata air berupa talaga kecil yang tertutup semak belukar berduri (Marantha), salah satu seorang panitia “kakarut” tangannya hingga berdarah. Salah satu panitia lainnya yang berasal dari Eropa yang ikut membantu merapihkan tempat tersebut bertanya dan menirukan kata kakarut dengan “gagarut”. Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut". (Lokasi telaga ini sekarang ditempati oleh bangunan SLTPI, SLTPII, dan SLTP IV Garut). Dengan ditemukannya Ci Garut, daerah sekitar itu dikenal dengan nama Garut.. Cetusan nama Garut tersebut direstui oleh Bupati Kabupaten Limbangan Adipati Adiwijaya untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Limbangan. Pada tanggal 15 September 1813 dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibukota, seperti tempat tinggal, pendopo, kantor asisten residen, mesjid, dan alun-alun. Di depan pendopo, antara alun-alun dengan pendopo terdapat "Babancong" tempat Bupati beserta pejabat pemerintahan lainnya menyampaikan pidato di depan publik. Setelah tempat-tempat tadi selesai dibangun, Ibu Kota Kabupaten Limbangan pindah dari Suci ke Garut sekitar Tahun 1821. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal No: 60 tertanggal 7 Mei 1913, nama Kabupaten Limbangan diganti menjadi Kabupaten Garut.
Pelestarian sejarah dapat dikembangkan melalui potensi. Potensi pertama yang dapat dikembangkan untuk melestarikan sejarah kabupaten Garut adalah pengetahuan siswa mengenai sejarah kabupaten Garut sejak dini. Kemampuan siswa dalam mengenal pengetahuan kabupaten Garut sangat penting. Berdasarkan hasil pengamatan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Garut  terhadap 2 kelompok siswa yaitu kelas 4 sebanyak 33 siswa  dan kelas 5 sebanyak 39 siswa, hanya ada 1 siswa yang mengetahui selayang pandang mengenai kabupaten Garut. Hal tersebut membuktikan bahwa sejarah kabupaten Garut belum dikenal oleh sebagian besar siswa. Oleh karena itu, Guru perlu mengajarkan siswa untuk mengetahui sejarah kabupaten sejak dini agar siswa bisa menjaga kelestarian sejarah dengan baik. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengenalkan sejarah tersebut terhadap siswa baik dari lingkungan sekolah atau dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan sejarah terhadap siswa dilingkungan sekolah yaitu dengan mencantumkannya materi sejarah Kabupaten Garut pada buku pelajaran siswa. selain itu perlu adanya pembinaan khusus Guru mengenai pentingnya pengenalan keunggulan sejarah sebuah kota sendiri dan mengajarkannya terhadap siswa. Sedangkan cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan sejarah terhadap siswa dilingkungan keluarga dan  masyarakat yaitu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan anak mengenai sejarah masa lalu. Salah satu contohnya yaitu dengan mengajak anak mengunjungi peninggalan sejarah dan menjelaskannya mengenai apa yang telah terjadi pada tempat tersebut. Dengan melakukan cara diatas diharapkan siswa semakin tertarik untuk mengenal sejarah kabupaten Garut.
Ketertarikan siswa terhadap sejarah masih kurang. Di era globalisasi saat ini tekhnologi selain bisa membantu menemukan informasi dengan cepat juga memiliki sisi negatif yang perlu dihindari. salah satu contohnya yaitu ketika siswa mencari informasi sejarah, lalu timbulah berbagai iklan di page hanphonenya kemudian mengkliknya lalu berubah fokus menjadi berselancar didunia maya dengan asiknya. Untuk itu  perlu dihindari yaitu penggunaan handphone secara terus menerus sehingga melupakan kegiatan lainnya dan perlu pendampingan dalam penggunakan tekhnologi dengan benar dan perlu pembatasan dalam penggunaan tehnologi. Selain itu tetap gunakan buku  untuk tetap mencari informasi sejarah yang terjadi pada masa lampau agar pembaca lebih focus dan melestarikan kebiasaan baik dengan mencintai membaca melalui buku.
Potensi kedua untuk mengembangkan pelestarian sejarah kabupaten Garut yaitu dengan cara move on atau melakukan perubahan. Perubahan yang dapat dilakukan yaitu dimulai dari diri sendiri untuk berubah, ingin menjaga, dan ingin memelihara sejarah penting yang telah terjadi di masa lalu. Ketika perubahan diri sudah terjadi timbulah sebuah kreatifitas yang dapat menghasilkan prestasi. Dan ketika prestasi diraih timbulah sebuah apresiasi dari masyarakat dan sekitarnya sehingga menjadikan diri kita sebagai bagian penting untuk menjadi sejarah yang dapat dikenang pada masa berikutnya. Perubahan diri ini tentunya dilakukan secara perlahan dan bertahap. Selain itu harus dilakukan dengan penuh keihlasan dan kesabaran. Dan yang paling penting cara melakukannya sesuai dengan fashion yang dimiliki, agar mudah dan merasa senang ketika menjalaninya.
Setelah melakukan perubahan terhadap diri sendiri, ajaklah orang-orang sekitar seperti teman, keluarga, dan tetangga untuk berubah dari hal-hal terkecil. Contohnya yaitu menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan memilah sampah organik dan anorganik sehingga memudahkan untuk penguraian sampah dengan baik. Dengan dijaganya kebersihan tersebut, maka akan menghasilkan tempat yang bersih, terhindar dari penyakit, dan membawa nama harum sebuah tempat tinggal itu sendiri. Ketika pelestarian dapat dipertahankan kemudian dapatlah sebuah penghargaan dari tingkatan tertinggi lalu menghasilkan prestasi sebagai Garut kota yang bersih.
Tentunya hal diatas adalah sebuah harapan tapi setidaknya kita sudah mau untuk melakukan perubahan, belajar, kemudian melakukannya secara bertahap. Dan ketika kita tidak mampu untuk melakukan perubahan tersebut, maka lakukanlah dengan cara diam dan stop untuk menunjukan prilaku negatif terhadap orang lain.
Potensi ketiga untuk pelestarian sejarah kabupaten Garut adalah dengan mengenalkan keistimewaan yang ada di Garut terhadap wisatawan. Keistimewaan yang dapat dikenalkan bisa dari segi kebudayaan yang dimiliki Garut, tempat-tempat wisata yang ada di Garut, Kuliner yang ada di Garut, dan Gaya hidup orang Garut yang terkenal dengan ramah dan sopan, keistimewaan tersebut terangkum dalam sejarah kabupaten Garut. Dengan dikenalkannya sejarah kabupaten Garut terhadap wisatawan diharapkan Garut menjadi Kabupaten yang lebih maju dan berkembang.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan sejarah Kabupaten Garut terhadap wisatawan yaitu dengan memanfaatkan pengggunakan tekhnologi melalui media sosial. Media sosial adalah media yang canggih sehingga orang bisa melihat dan mengetahui berbagai informasi dengan cepat. Wisatawan akan tertarik terhadap sebuah kota karena kota tersebut memiliki keunikan tersendiri.
Salah satu keunikan sejarah kabupaten garut untuk menarik wisatawan yaitu dengan mengenalkan tempat-tempat bersejarah dan tokoh –tokoh sejarah. Tempat-tempat sejarah di Kabupaten Garut diantaranya adalah:
Candi Cangkuang Gambar Tarumanegara
1.      CandiCangkuang, Garut – Tempat wisata sejarah di Garut ini berada di desa Cangkuang, kecamatan Leles, Garut. Kompleks wisata candi cangkuang terletak ditengah situ (danau kecil) Cangkuang. Selain itu terdapat juga kampung adat tradisional yaitu kampung Pulo . 
2.      SituBagendit berlokasi di desa bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut
3.      Kebunteh dayeuh manggung yang berlokasi di kecamatan cilawu-Garut

4.      Pengkolan Garut. Lokasi pengkolan berada di Jl. Ahmad yani. Tempat ini menarik karena dengan perubahan yang signifikan dari tahun ketahunnya
Tokoh-tokoh sejarah yang harus dikenalkan kepada wisatawan agar tetap dihormati dan jasa-jasanya menjadi inspirasi kita semua adalah:


  1. Raden Ayu Lasminingrat (1843-1948) beliau di isebut-sebut sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia. Beliau memiliki cita-cita besar terhadap pendidikan perempuan, dengan mendirikan Sakola Kautamaan Istri pada tahun 1907. Raden Ayu Lasminingrat juga mendirikan kembali Sakola Istri pada tahun 1912, di mana letak dan bangunannya sekarang masih dipakai hingga kini oleh SMA Negeri 11 Garut Jawa Barat. Sosok tokoh perempuan lain seperti Dewi Sartika hingga RA Kartini juga terinspirasi dari Raden Ayu Lasminingrat atas perjuangannya.
  2.  Raden Hadji Moehamad Moesa (1882 – 1886) Sebagai pelopor di bidang kesusastraan Sunda dan karya beliau sudah diakui dan dijadikan rujukannya oleh Belanda, Raden Hadji Moehamad Moesa merupakan ayah dari RA Lasminingrat. Bahkan karya-karyanya sudah dicetak dan disebarluaskan hingga mencapai ribuan eksemplar di Batavia (sekarang Jakarta). Oleh karenanya, beliau dianggap sebagai pelopor kesusastraan cetak Sunda.
  3.   RAA Adiwidjaya yaitu seorang tokoh berpengaruh ketiga di Garut adalah RAA Adiwidjaya. Namanya kini diabadikan menjadi nama museum di Garut. Beliau merupakan Bupati pertama di Kabupaten Limbangan (pada zaman Belanda) dan sering dianggap sebagai Bupati Garut yang pertama sebelum Garut ada. Beliau menjabat dari tahun 1813 hingga tahun 1831.
  4. Prof. KH. Anwar Musaddad (3 April 1909 – 21 Juli 2000) Sejak pada tahun 1945, Prof. KH. Anwar Musaddad memimpin pasukan Hizbullah dan turut menempa mental para pejuang. Sebagai tokoh ulama, tokoh pejuang, Prof. KH. Anwar Musaddad juga disebut sebagai tokoh intelektual. Di mana perjuangannya dilanjutkan dengan cara mendirikan sekaligus menjadi rektor pertama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung. Beliau juga terkenal sebagai pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Al-Musaddadiyah di Garut, Jawa Barat.
  5. KH. Yusuf Tauzirie .Sebagai pendiri masjid serta Pondok Pesantren Darussalam di Wanaraja, Garut, KH. Yusuf Tauzirie ikut serta bersama elemen pejuang lainnya dalam melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan dilakukannya dari pesantren dengan cara membentuk Laskar Darussalam. Beliau juga terkenal karena kisahnya yang legendaris dengan memimpin pemberontakan DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, dan pertempurannya di Cipari Wanaraja.
  6.  Achmad Noe'man (10 Oktober 1926 – 4 April 2016) Achmad Noe'man merupakan putera dari Muhammad Jamhari, pendiri Muhammadiyah Garut. Di Garut, sang Ayah membangun beberapa masjid dan Achmad Noe'man sewaktu kecilnya sering mendampingi Ayahnya. Dari sanalah beliau menjelma menjadi arsitek masjid paling diakui di Indonesia bahkan dunia.

Dengan mengenalkan berbagai potensi sejarah yang ada di kabupaten Garut diharapkan wisatawan semakin banyak yang datang, sehingga nama Garut memiliki sejarah penting untuk kedepannya. Dengan demikian, diharapkan dari ketiga potensi yang dapat dikembangkan untuk melestarikan sejarah Kabupaten Garut, Garut lebih berprestasi dan menjadi lebih baik.
Referensi
Sejarah kabupaten Garut ( https://fosilamal.blogspot.com/2013/01/sejarah-singkat-kabupaten-    garut.html )


Comments